Ciri-ciri Karyawan yang Baik
- quadrasinergi
- 5 Agu 2024
- 4 menit membaca

Pimpinan mana yang tidak ingin mendapatkan karyawan yang baik? Jelas setiap perusahaan menginginkannya. Tapi bagaimana cara mengukur karyawan yang baik ini? Setiap pemimpin pasti punya penilaiannya masing-masing. Ya memang benar, kata baik ini terlalu subjektif. Setiap orang akan memiliki penilaiannya masing-masing. Baik menurut A, belum tentu baik menurut B begitu seterusnya. Kemudian ciri-ciri karyawan yang baik ini bisa juga tergantung dari tingkat toleransi pemimpin dari organisasai dan atau perusahaan tersebut. Misal saja, ada seorang karyawan yang terlambat masuk kantor, pemimpin A akan memberi toleransi karena alasan yang diberikan masuk akal. Namun pemimpin B tidak sependapat dengan pemimpin A, ia tidak bisa menoleransi karyawan yang terlambat meskipun hanya lima menit. Jadi bagaimana kita bisa mengenali ciri-ciri karyawan yang baik?
Kita bisa memulai dengan hal-hal yang terlihat atau dapat dinilai. Kita bisa memulai penilaian karyawan yang baik ini dengan SOP (Standar Operating Procedure) atau bisa disebut prosedur standar operasional yang berlaku di perusahaan tersebut. Tentu prosedur standar operasional ini akan berbeda di setiap perusahaan. Karyawan yang bekerja di bidang layanan jasa akan berbeda prosedur standar operasionalnya dengan perusahaan di bidang produksi pakaian. Dengan adanya prosedur standar operasional, karyawan dapat memiliki pedoman yang sesuai dengan perusahaan tersebut. Hal ini dibuat agar menjadi acuan dalam melaksanakan proses kerja karyawan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing divisi/ bagian yang ada di perusahaan.
Contoh peraturan kehadiran karyawan. Mungkin pernah sekali saat berkumpul dengan teman-teman, yang berasal dari perusahaan berbeda dan terjadilah percakapan tentang perusahaan masing-masing. Teman F bercerita bahwa kesulitan untuk mengambil izin dikarenakan kehadiran di tempat ia bekerja butuh 90% - 95% kehadiran. Kemudian teman G bercerita bahwa hal itu tidak berlaku di perusahaan tempat ia bekerja, bisa saja ia hanya hadir 50% tetapi tetap mendapat gaji penuh, asal semua pekerjaan telah selesai. Berdasarkan hal tersebut, kita dapat menilai setiap perusahaan memiliki fokus atau tujuan yang berbeda-beda, begitu pula prosedur standar operasional yang dipakai. Jadi sebaiknya tidak membanding-bandingkan bagaimana cara kerja perusahaan A dan B dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Selain itu, beban kerja yang dimilki dari setiap karyawan per divisi juga berbeda-beda.
Kemudian bagaiman kita menentukan ciri-ciri karyawan yang baik? Di sini akan dijabarkan penjelasan secara umum ciri-ciri karyawan yang baik. Karena tentu saja setiap perusahaan memiliki prosedur standar operasiaonal yang berbeda. Berikut Gambaran umum dari ciri-ciri karyawan yang baik:
· Hadir sesuai jam kerja.
Misalnya saja perusahaan tersebut menerapkan kehadiran pukul 07.30, dikarenakan terdapat pertemuan pagi untuk mendapatkan penjelasan singkat apa saja yang harus dan tidak dilakukan pada hari itu. Maka para karyawan sebaiknya hadir maksimal 07.25, agar tidak terburu-buru saat melakukan pertemuan pagi.
· Kehadiran penuh.
Dalam perusahaan tak jarang membutuhkan kehadiran penuh karyawannya. Dikarenakan pekerjaan tersebut harus dipegang oleh seorang karyawan dengan sungguh-sungguh. Jika ingin melakukan izin mungkin dikarenakan sakit atau hal lain, maka dibutuhkan karyawan lain yang dapat melakukan pekerjaannya dengan sama baiknya.
· Tidak sering absen.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), absen artinya tidak masuk atau tidak hadir. Terkadang ada saja karyawan yang tidak hadir saat kerja, tanpa memberikan info apa pun. Tentu hal tersebut dapat mengganggu dinamika kerja di kantor, yang biasanya suatu pekerjaan dapat selesai dalam 2 jam, jadi membutuhkan waktu yang lebih lama.
· Melakukan pekerjaannya sesuai fungsi, kewajiban dan tanggung jawab.
Misal terdapat 3 karyawan posisi keselamatan kerja. Setiap pagi di awal kerja mereka harus mengecek Kembali apakah alat-alat keselamatan kerja dapat berfungsi dengan baik. Jika salah satu dari 3 karyawan tersebut tidak melakukan tugasnya, mungkin saja hal-hal yang tidak diinginkan dapat terjadi, dan tentu saja itu merugikan perusahaan.
· Menyelesaikan pekerjaan yang ada.
Menyelesaikan pekerjaan yang ada terdengar mirip dengan melakukan pekerjaan sesuai fungsinya. Terdapat perbedaan Dimana saat karyawan sedang melakukan pekerjaan Y, kemudian di waktu yang sama karyawan tersebut mendapat perintah untuk mengerjakan pekerjaan Z. Maka, karyawan tersebut perlu menimbang pekerjaan mana yang harus dilakukan saat ini dan mana yang dapat dilakukan nanti. Kemudian karyawan juga tetap harus menyelesaikan kedua pekerjaan tersebut, walau membutuhkan waktu yang lebih lama.
· Tidak menggunakan jam kerja untuk melakukan hal pribadi.
Tidak menggunakan jam kerja untuk melakukan hal pribadi dapat disebut sebagai korupsi waktu. Korupsi waktu, merupakan bentuk korupsi yang tidak terlihat namun dapat dirasakan. Apa yang dimaksud dengan korupsi waktu? Misal dari pukul 9 pagi sampai pukul 12 siang, karyawan harus bekerja di kantornya. Tetapi karyawan tersebut pergi ke luar kantor untuk urusan pribadi pada pukul 10 dan baru kembali pada pukul 12. Tentu ada keringanan yang mungkin didapatkan jika karyawan tersebut telah izin kepada pimpinan sebelumnya. Seperti tiba-tiba saja ada kabar bahwa salah satu anggota keluarga sakit, sehingga ia perlu mengantarkan ke rumah sakit.
· Istirahat sesuai dengan waktu yang telah disediakan.
Sama halnya dengan penjelasan sebelumnya, dalam menggunakan jam istirahat sesuai dengan waktu yang diberikan. Kiita mungkin pernah mendengar suatu perusahaan memiliki jam istirahat 1 jam, dari pukul 12 siang hingga pukul 1 siang. Akan tetapi, pada pukul 1 lebih 30 menit karyawan yang harusnya telah menyelesaikan waktu istirahatnya dan kembali bekerja tidak berada di tempat. Tentu saja dinamika kerja akan menjadi kacau, terlebih jika pekerjaan tersebut merupakan pelayanan jasa.
· Pulang di waktu yang sudah disediakan.
Beberapa perusahaan mungkin melakukan peraturan tidak tertulis ini saat jam pulang kerja. Misal, waktu pulang kerja adalah pukul 4 sore, akan tetapi pada pukul 4 sore tersebut belum ada yang terlihat bersiap-siap untuk pulang. Bisa saja terdapat peraturan tidak tertulis yang mengharuskan karyawan untuk tetap di kantor sebelum pimpinan pulang. Tapi tentu tidak semua perusahaan seperti ini, sehingga sebagai karyawan kita perlu melihat bagaimana alur jam kerja kolega di kantor.
· Menggunakan waktu lembur dengan benar.
Terkadang ada saja karyawan yang sengaja menggunakan waktu lembur untuk mendapatkan penghasilan lebih. Akan tetapi pada jam kerja seharusnya, karyawn tersebut justru tidak melakukan apa-apa. Hal ini tentu tidak dibenarkan, dalam bekerja di suatu perusahaan semua bekerja seperti sistem roda. Jika salah satu divisi atau bagian tidak melakukan tugasnya dengan benar, walaupun divisi lain telah melakukan pekerjaanya, maka roda pekerjaan itu tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Maka di sini pentingnya kerja sama antar kolega dalam suatu perusahaan.
Demikian ciri-ciri karyawan yang baik yang dapat kita lihat secara garis besar. Semoga ciri-ciri tersebut dapat membantu para pemimpin perusahaan atau siapa saja yang membutuhkannya.
Oleh: Fitri Yunifar Hanum, S. Psi.
Comments