top of page

Tips Mengelola keuangan Rumah Tangga

  • Gambar penulis: quadrasinergi
    quadrasinergi
  • 10 Mei 2023
  • 2 menit membaca

Oleh : Dian Lestari, M. Psi., Psikolog

Banyak yang mengatakan uang tidak bisa membeli kebahagiaan, tapi nyatanya bila sudah menyangkut urusan keuangan, cinta saja tidak cukup. Data perceraian menunjukkan bahwa masalah keuangan menjadi salah satu penyebab perceraian. Penelitian juga mengungkap bahwa perdebatan mengenai masalah keuangan dapat menjadi prediktor utama dalam perceraian. Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengelola keuangan keluarga minim drama:


1. Punya rekening bersama

Banyak pasangan mengira memiliki rekening yang terpisah akan meminimalisir perdebatan soal keuangan. Namun sebenarnya rekening terpisah dapat menjadi bibit konflik dalam rumah tangga. Dalam pernikahan, pasangan adalah tim, menyatukan dana yang dimiliki kedalam rekening bersama dan melihatnya secara utuh sebagai milik bersama untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan bersama terlepas dari siapa yang lebih banyak menghasilkan. Setara haknya untuk berpendapat dan mengelola keuangan bersama.


2. Bicarakan mengenai pilihan gaya hidup

Penelitian menunjukkan pasangan dalam pernikahan yang sehat lebih sering terbuka membicarakan mengenai keuangan dengan pasangannya. Pernikahan adalah tentang kompromi. Pasangan dapat memiliki preferensi gaya hidup yang berbeda dengan kita namun tetap kembali ke dasar yaitu gaya hidup yang baik untuk pengelolaan keuangan adalah gaya hidup yang sesuai dengan bagaimana penghasilan atau dana yang Anda miliki secara nyata dan bukanlah yang semata berdasarkan keinginan atau harapan saja.


3. Kenali perbedaan kepribadian dan mindset dalam pengelolaan keuangan.

Perbedaan kepribadian dan mindset tentang keuangan kerap menjadi sumber perdebatan dalam pernikahan. Namun sebenarnya Anda menikahi pasangan karena melihat kelebihan atau kualitas baik yang pasangan miliki. Ingat kembali bahwa Anda dan pasangan ada di tim yang sama. Gunakan perbedaan kepribadian dan mindset tersebut sebagai penyeimbang dan juga kekuatan untuk membuat keputusan-keputusan keuangan yang lebih baik.


4. Terbuka mengenai pengeluaran

Jujur dan terbuka pada pasangan mengenai pengeluaran, rekening, aset, hutang dan kredit lainnya yang Anda punya.1 dari 3 pasangan yang bertengkar mengenai keuangan rumah tangga mengakui bahwa mereka menyembunyikan pengeluaran dari pasangannya. Saat Anda memilih berperilaku yang bertentangan dengan tujuan finansial keluarga tanpa sepengetahuan dan persetujuan pasangan Anda saat itulah Anda melakukan ketidaksetiaan finansial.


5. Tetapkan harapan dan tujuan finansial bersama

Dalam hubungan, kita dapat mudah merasa kecewa ketika harapan tidak sesuai dengan realita.Namun demikian tidak semua harapan juga realistis untuk dicapai, dibutuhkan pemahaman bersama akan proses dan tujuan yanhg realistis. Contoh ekspektasi untuk segera memiliki rumah pribadi setelah menikah atau traveling ke luar negeri di tahun pertama menikah, bila memang belum memungkinkan untuk dicapai dalam waktu cepat tetapkan target yang realistis berdasarkan kemampuan, kebutuhan dan prioritas.


6. Sadari pengaruh anak terhadap keuangan rumah tangga

Dalam keluarga terkadang ada pihak yang sulit menolak keinginan anak, cenderung memanjakan, atau merasa memberikan hadiah atau membelikan keinginan anak sebagai cara utama yang sering dilakukan untuk mengekspresikan kasih sayang atau memberi reward pada anak. Meski kadang-kadang mengikuti keinginan anak tidak selalu berarti memanjakan anak. Namun pengeluaran tersebut tetap perlu disadari dan disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak. Diskusikan dengan pasangan mindset finansial seperti apa yang ingin Anda ajarkan kepada anak, apakah pengeluaran untuk anak tersebut sesuai dengan tujuan pengasuhan dan pendidikan anak anda, adakah pengaruh masa lalu Anda atau pasangan yang membuat sulit menolak atau cenderung impulsif memenuhi keinginan anak dan lain sebagainya.


Sering kesulitan menahan dorongan belanja atau kerap berkonflik dengan pasangan karena masalah keuangan? Segera booking janji temu Anda dengan psikolog kami.


Sumber :


コメント


bottom of page